This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 16 Maret 2013

Special Combat Assault Rifle disingkat SCAR

Attention All Troopers

Special Combat Assault Rifle disingkat SCAR adalah senapan serbu/
tempur yang dideasin khusus untuk memenuhi kebutuhan Special Operations Forces (SOF) USA. Kami akan Melakukan Update Senjata 3 Senjata SCAR, Untuk Hari ini kami perlihatkan SCAR-L_Carbine. pantau terus informasi ini dan jangan lupa Share and Like.
Status SCAR-L_Carbine :
Damage 26
F.Speed 92
Akurasi 48
Ammo 30/150
V.Recoil 57
H.Recoil 48
M.Speed 84
Range 100

Naruto Versi teks vol 616-...



Dari sekeliling mereka, terlihat puluhan ANBU Kirigakure. Dan kelihatannya, mereka kesal.

 "Sial! Dia mendapatkannya!" Ucap salah seorang dari mereka.
 "Padahal kita sudah susah payah mendapatkannya"

 "Rin ..." Kakashi berlutut di depan tubuh Rin yang telah terbaring dalam keadaan tak bernyawa. Kakashi menangis, dan secara perlahan. Wow, matanya berubah ke dalam bentuk Mangekyou.

 Sama halnya dengan Kakashi, mata Obito juga mengalami hal yang sama.

 Mata kiri Kakashi dan Mata kanan Obito, kedua mata yang pada dasarnya memang terhubung itu sama-sama telah berubah ke bentuk Mangekyou.



 Setelahnya, kakashi rebah. Sementara Obito, ia menjerit. Begitu kuat dan penuh dengan emosi.

 "!!?" Teriakan Obito membuat kaget para ANBU Kirigakure.

 "Gyaaaaaahhhh!!!!!!!!!" Teriakan Obito semakin menjadi. Dan kini, seluruh tubuhnya benar-benar telah terbungkus oleh tubuh Tobi. Dan tak hanya terbungkus, bagian kanan tubuhnya bahkan mengeluarkan ranting-ranting kayu. Begitu emosi hingga tampaknya Obito tak mampu mengendalikan kekuatannya.

 "Hm?"
 "Bala bantuan!!?"

 "Dia cuma sendiri!!!" Salah seorang ANBU melemparkan beberapa shuriken ke arah Obito.

 Tap Tap Tap!
 Bukannya mengenai tubuh Obito, shuriken-shuriken itu malah hanya menembusnya dan lalu menancap di pepohonan.

 "Aku tak akan pernah mengakui ...
 Ini ..."

 "Apa itu!?"
 "Apa dia menghindarinya!?" Para ANBU Kirigakure tampak kaget.

 "Aku tak akan pernah mengakuinya!!!" Tobi mengamuk, melesat ke arah para ANBU dan menyerang mereka semua.

 "Jangan meremehkan Desa Kabut Berdarah!!!" Salah seorang ANBU mencoba untuk menahan serangannya. Namun ... Jleb!!!!

 Tobi memukul, menembus tubuh shinobi itu dengan ujung tangan kanannya yang telah berubah menjadi ujung kayu ranting-ranting yang tajam.



 Tobi membantai mereka, begitu buas dan kuat. Tobi menghabisi satu per satu ANBU tersebut. Dan saat para ANBU mencoba untuk menyerangnya, serangan mereka hanya menembus begitu saja tubuh Tobi, dan bahkan malah mengenai rekan mereka.

 "Gyaaaah!!!"

 "Setidaknya, dapatkan perempuan itu!!!"
 "Jangan biarkan musuh mendapatkan tubuhnya!!!"

 Whusss ...
 Tobi terus melesat, melesat menembus tubuh para shinobi yang hendak menyerangnya.

 "Tidak salah lagi!! Tubuhnya dapat menembus kita!!"

 Obito menembus mereka, melesat menuju tempat Rin terkapar, dan menyerang shinobi-shinobi yang hendak meraih tubuhnya.

 "Gyaaah!!!!"
 "Gyaaaah!!!!"

 "Kau mampu menggunakan Mokuton Sashiki no Jutsu dengan baik, Obito ...
 Aku mengerti kenapa Madara memilihmu" Ucap Tobi.

 "Siapa orang itu sebenarnya?" Para ANBU mulai panik. Sementara Obito, ia terus-terusan membantai mereka.

 "Tempat ini, dimana aku ..." Obito mulai bingung, stres. "Aaaarkhhhh!!!!" Obito kembali histeris, dan kemudian memunculkan dahan-dahan raksasa yang akhirnya menusuk para ANBU, menembus langit, mengarah ke bulan.



 "Aku mengerti ...
 Aku berada di ... Neraka"
"Aliansi Shinobi no Jutsu, huh? Sesuatu yang benar-benar dipaksakan." ucap Madara.

 "Kami akan menggunakan jutsu itu untuk menghentikanmu!" ucap Naruto.

 "Kau salah. kenapa kau tak bisa mengerti kalau menghentikan kami adalah sesuatu yang percuma?" ucap Obito. "Sesuatu yang kau anggap jutsu itu akan bubar tak lama setelah perang ini berakhir. Dan kemudian, seseorang
 akan melakukan lagi yang seperti kami lakukan. Kau tak akan bisa menang di dunia ini, tak peduli betapa besarpun kau berusaha. Mulai sekarang kau harus tahu, tak ada harapan di dunia ini."

 "Aku tak peduli!!" Naruto membantah habis semua kalimat Obito, "Menurut pendapatku, itu masih ada!!" Bersama dengan seluruh bala bantuan dari aliansi shinobi yang ada di belakangnya, Naruto benar-benar terlihat mengagumkan.

 Naruto Chapter 612 - Aliansi Shinobi no Jutsu
 Teks Version by www.Beelzeta.com

 "Sepertinya memang percuma kita berdebat mengenai itu selama medan perang, ayo segera selesaikan semua ini." ucap Madara. Kemudian Naruto berpendapat, "Saat orang-orang memiliki pendapat yang berbeda, kau harus menerapkan pendapat yang paling banyak kan? Apa yang kami lakukan?"

 "Huh, usul yang menarik." ucap Obito, "Kalau begitu kita akan memutuskannya setelah kami membasmi kalian semua. Dan lalu ..."

 "Jadi itu keputusanmu ya? Tapi ..."

 "Dunia ini ..." Naruto dan Obito mengucapkan kalimat dunia ini secara bersama-sama. Akan tetapi, masing-masing dari mereka memiliki lanjutan yang berbeda.

 "Akan segera berakhir!"

 "Tak akan berakhir!"

 Setelahnya, para shinobi memulai serangan. "Ayo maju, semuanya!!!!" Para ninja dari berbagai negara yang bergabung menjadi satu itu melesat ke posisi masing-masing. "Ini adalah perang yang menentukan, maju!!"

 "Bagus, kau mampu mengulur waktu, Naruto!" ucap Shikaku lewat penghubung telepati.

 "Apa kau memiliki waktu untuk sebuah strategi?"

 "Tidak hanya itu, berkatmu aku juga dapat menginformasikan pada semuanya tentang itu. Aku bahkan tak punya waktu untuk terkejut saat Kakashi mengatakan padaku kalau lelaki bertopeng itu adalah Uchiha Obito. Untuk memenangkan pertarungan ini, kita harus tetap melakukan langkah awal dan menjaga agar mereka tidak melancarkan serangan balasan. Dari informasi yang aku dapatkan, kelihatannya musuh memiliki mata yang bagus."

 Para shinobi itu menyerang bukan tanpa pola, melainkan dengan strategi yang telah dipikirkan sebelumnya, "Pertama, gunakan distraksi untuk memperlambat gerakan mereka, dan kurangi kemampuan melihat mereka, untuk itu, Shinobi Kumogakure!"

 "Raiton : Raikouchuu!!" Mereka menggunakan cahaya untuk merusak penglihatan lawan, yang kemudian disusul oleh ninjutsu tembakan laser, "Ranton : Reiza Sakasu!!!"

 "Begitu ..." Madara mencoba bertahan dari serangan-serangan itu. "Mereka mencoba untuk membuatnya seolah mengincar kita, tapi sebenarnya yang menjadi target mereka adalah mata Juubi."

 Serangan berlanjut, "Kemudian gunakan kabut dari shinobi Kirigakure, dan serangga sebagai teknik pengganggu. Selanjutnya, pasir dalam jumlah yang sangat besar yang terbentuk akibat ranton tadi, gunakan angin kemudian ambil dan kendalikan mereka! Orang-orang dari Sunagakure, sekarang!!"

 "Fuuton : Kiryuu Ranbu!!" Serangan angin yang bercampur dengan berbagai material itupun dilancarkan.

 "Dengan itu kalian akan mampu benar-benar memblok penglihatan mereka, dan sekaligus membuat kalian mustahil untuk dirasakan. Karena mahluk itu sangat besar, ia tak akan bisa bersembunyi. Kita akan mendapat keuntungan dari ini."

 "Tiap desa hanya memberitahunya jutsu-jutsu mereka padanya di awal, dan sekarang ia mampu menerapkannya dalam pertempuran. Bukan kebetulan kalau ia adalah ayah dari Shikamaru." pikir Temari.

 Tak diam begitu saja, Obito mengambil tindakan. Dengan kemampuan mata sharingannya, ia menghilangkan serangga-serangga itu. Namun tetap saja, ada banyak hal yang menghalangi pandangan mereka.

 "Dengan ini kita tak bisa merasakan keberadaan mereka." ucap Madara.

 "Kita harus membiarkan Juubi memangkas mereka." ucap Obito.

 "Shinobi dari Iwagakure, sekarang!!"

 "Ya, kami tahu!" Merekapun melancarkan jutsunya, "Doton : Daichi Doukaku!!"

 Tercipta suatu jurang raksasa di bawah Juubi, yang dengan ini membuat tubuh monster itu terkurung.

 "Setelah menekan penglihatan, selanjutnya menjerat tubuhnya."

 "Ukh!!"

 Serangan dilanjutkan oleh tembakan elemen Lava, "Youton : Sekkaigyou no Jutsu!!"

 "Segera setelah Juubi terjatuh, tuangkan lavanya dengan cepat. selanjutnya shinobi Kirigakure! Tuangkan bersama dengan air!"

 "Ya, Suiton : Suidan no Jutsu!!!!"

 "Shinobi dari Konoha, lakukan serangan penutup!"

 Puluhan Shinobi dari klan Sarutobi mengatur barisan dan bersiap untuk menembak, "ANggota klan Sarutobi, ayo!!!!"

 "Katon : Gouen no Jutsu!!!!" Merekapun menyemburkan api.

 "Setalah larva dan air tercampur, kemudian keringkan menggunakan kekuatan api. Jadi, campurannya akan mengeras dan membuat tubuh Juubi terblok."

 Bagai terperangkap dalam lubang semen, Juubi terjebak dan terkunci di sana.

 "Aku tak bisa mempercayai ini." ucap Madara.

 "Hm?"

 "Mengejutkan para shinobi dari kelima negara yang berbeda itu dapat menciptakan kombinasi sesempurna ini." Bahkan Madara mengakuinya.

 "Kalau kita tak menghentikan Juubi pertama, kita tak akan mampu untuk menyerang Obito dan Madara. Juubi adalah alat mereka untuk mengaktifkan jutsunya. Merekalah otak di balik itu, jadi kalau kita menghentikan mereka, kemungkinan Mugen Tsukuyomi juga akan terhenti. Akan tetapi, kita tak bisa menahan kekuatan Juubi terlalu lama. Hanya kekuatan fisik yang berpengaruh pada Madara, siapapun yang memiliki kemampuan dalam Taijutsu harus segera menyerangnya. Obito memiliki kemampuan untuk menembus berbagai serangan. Namun berdasarkan informasi yang ku dapat, itu hanya untuk lima menit. Kerja sama dengan tim medis dan buat serangan yang dapat bertahan terus menerus lebih dari lima menit. Dan Naruto ... Sekarang adalah saatnya untuk apa yang kau katakan ... Aliansi Shinobi no Jutsu!!!!!"

 SHinobi-shinobi dengan jutsu mereka masing-masing telah bersiap untuk menyerang, dengan dipimpin oleh Naruto yang berada di depan dan telah siap dengan Rasenshuriken.

 "Menyedihkan sekali." ucap Madara dengan tampang meremehkan.

 "Ya, harapan yang mereka pegang teguh tidaklah ada. Dan perlahan keberadaan mereka juga tak ada. Juubi juga akan mencapai titik sempurnanya."

Naruto melempar rasenshurikennya ke arah Madara dan Obito, karena bagaimanapun, merekalah otak di balik aksi Juubi.

 "Jadi, kali ini mereka menjadikan kami sebagai target? bukan Juubi?

 "Oh yah, menyerang otak di balik lawan memang merupakan dasar dalam perang." Pikir Madara, yang meski hendak diserang oleh begitu banyak shinobi, ia masih tampak tenang-tenang saja.
 Terlihat Darui menyiapkan tembakan, begitu pula dengan yang lain yang sudah benar-benar siap untuk menyerang. "Daigo Tomon ... Buka!!" Lee dan gurunya juga telah bersiap.

 "Tapi untuk menyerang kami ..."

 "Oarghhhh!!!!!!!!" Juubi memblok serangan mereka. Ia mampu keluar dari lubang yang menahannya itu, dan bahkan kini wujudnya semakin sempurna.

 "Kalian harus menghentikan Juubi terlebih dahulu."

 Naruto Chapter 613
 Teks Version by www.Beelzeta.com

 "Bagaimana bisa!? Bukankah kita telah menahan Juubi!?" Pikir heran para shinobi aliansi. Mereka memang sudah berusaha. Namun mau bagaimana lagi, Juubi terlalu kuat untuk bisa ditahan hanya dengan serangan kombinasi seperti tadi.

 Ekor-ekor Juubi yang ujungnya membentuk jari mengibas dan menghempaskan beberapa shinobi, "Aaaarghhh!!!!!!"

 "Apa kau baik-baik saja!?"

 "Sial!!!" Para shinobi terdesak.

 Juubi muncul dengan wujud yang semakin sempurna. Ekor-ekornya seperti yang telah dijelaskan tadi memiliki ujung yang menyerupai tangan. Muncul tanduk-tanduk dari kepalanya, dan kaki serta tangan yang semakin jelas. Namun meski begitu, wujudnya masih terlihat terlalu kurus.

 Dan bersamaan dengan berevolusinya wujud Juubi ini, ketidakseimbangan bola yang ada di markas menjadi semakin tidak stabil. "Ini mustahil!! Bola sensornya ..."

 "Terlihat seperti bintang kecil!"

 "Jadi pada dasarnya kita tak bisa menghentikan Juubi ..." ucap ayah Shikamaru, Shikaku.

 "Dia hanya mempertahankan kekuatannya untuk berubah."

 "Bagaimana bisa kita menghentikan mahluk itu!? Kita bahkan tak punya waktu untuk menyerang mereka berdua!!" ucap ayah Ino.

 Kembali ke medan perang, beberapa shinobi sudah tampak terbaring kesakitan. "Tim medis, cepat!!" Perintah salah seorang shinobi.

 "Ma-mahluk itu menyeramkan ..." ucap Kiba.

 "Ukhh ..."

 "Kalau kita tak bisa menghentikannya, kita semua berakhir." ucap Kakashi.

 "Daripada membuang waktu untuk takut, lebih baik gunakan waktumu untuk mengumpulkan chakra. Kita harus selalu siap menerima perintah dari markas pusat."

 "Kita harus menghentikan Juubi, apapun alasannya. Atau tidak, kita tak akan mampu untuk menyerang mereka berdua yang merupakan otak di balik ini semua. Tapi, bagaimana bisa kita melakukannya?" Shikaku berpikir keras. "Bloking adalah spesialisasi dari kita tiga klan, tapi tetap saja melawan monster itu, pada akhirnya kita hanya akan membuang-buang chakra ..."

 "!!!" Shikaku terpikir akan sesuatu, kemudian dengan cepat ia meminta ke ayah Ino, "Inoichi, hubungkan aku ke Kakashi!!"

 "Ya!!" Inoichipun menghubungkan mereka.

 "Kakashi, ini aku! Ada satu hal yang ingin aku pastikan mengenai rangkaian pertarungan yang aku katakan ..."

 "Gwooohhh!!!!!" Juubi berteriak, semakin sempurna meski masih tampak cacat.

 "Huh ..." Madara mulai merasakan Juubi yang dipijaknya bergetar.

 "Setelah ini, akan semakin sulit untuk mengendalikan Juubi. Gunakan sel Hashirama untuk memperkuat ikatannya!" Perintah Madara ke Obito. Kemudian, mereka berduapun mengeluarkan suatu batangan kayu dari tubuh mereka dan menempelkannya ke tubuh Juubi.

 "Bukankah kau ingin melihat ...

 Betapa kuatnya Juubi dalam bentuk ini ..."

 "Yah, kita akan menunjukannya pada mereka ... Bagaimana keputusasaan itu." ucap Obito.

 "Rooarrrr!!!!" Juubi berdiri tegak bagai seorang manusia, dengan tubuh yang masih terlihat kurus. Dan, baru hanya tangan kanannya saja yang tumbuh.

 "I-Ini ... mustahil!!!" ucap Shinobi di ruangan pengawas itu. Keadaan bola tadi menjadi semakin tak stabil, begitu tidak terkendali. "Shikaku-dono, Inoichi-dono!!"

 "Sial, kamuinya tak mau bekerja tepat waktu." Pikir Kakashi.

 "Gunakan doton di bawah kakinya."

 "Ya!!"

 Jutsu elemen tanah menyerang kaki Juubi, membuatnya terguling dan terjatuh. Akibatnya, bijuudama yang hendak ia tembakan menjadi melesat ke arah yang tidak karuan, melesat di kejauhan sebelum akhirnya meledak. Booomm!!!

 "Serangannya sampai di jarak sejauh itu!?" Kakashi kaget.

 "Benar-benar berada di level yang jauh berbeda dengan bijuudama lainnya, kekuatan macam apa itu!?"

 "Kalau dengan kontrolnya yang tidak sempurna saja seperti itu, maka tembakan selanjutnya ..."

 Bammmm!!!!!!! Juubi kembali menembak ke kejauhan, begitu jauh, dan bahkan tembakannya sampai di sebuah desa, membuat desa itu hancur berantakan. "Astaga ... Kota di jarak sejauh itu dihancurkannya dengan mudah!!" ucap seorang shinobi pendeteksi.

 Juubi terus mengamuk, dan menembak ke tempat-tempat yang jauh. "Oarghhh!!!!!!"

 "Ini aneh! Kenapa dia hanya mengincar tempat yang jauh!?" ucap Ao, salah satu shinobi pendeteksi yang bertugas di markas.

 "Ini artinya, semua kota, siapapun ada dalam jangkauan serangannya ..."

 "Apa ini artinya, para Daimyou, penduduk desa dari berbagai negara tidak aman!?"

 "Para shinobi yang ada di medan tempur bertarung untuk melindungi semuanya." ucap Shikaku, "Arah yang diincarnya adalah ..."

 Juubi kembali menembak ke kekejauhan.

 "I-Itu ..."

 "Ada apa, Ao-dono!?" Inoichi bertanya.

 "Kumohon jangan panik dan dengar perkataanku ..." Ao hendak mengatakan kenyataannya. Namun sebelum itu, Shikaku sudah tahu dan mengatakan, "Serangannya kali ini datang ke arah kita."

 "!!?" Orang-orang di markas kaget.

 "Kalau begitu, kita harus segera kabur!!"

 "Heh, dengan daya hancur Bijuudama yang sebesar itu, sudah terlambat!! Apa sejak awa; kau pikir kau aman hanya karena kau bertugas di markas pusat?"

 "Tidak! Aku juga seorang shinobi! Aku sudah siap untuk mati di dalam misi kapanpun! Tapi, aku belum mau mati sebelum melakukan sesuatu yang membantu ..."

 Bijuudama terus bergerak menuju ke arah mereka.

 "Apa yang harus kita lakukan, Shikaku!?"

 "Kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan sampai akhir." ucap Shikaku. "Aku memiliki strategi untuk menghentikan Juubi. Ini akan menjadi pekerjaan terakhir kita, hubungkan aku dengan orang-orang yang ada di medan tempur."

 Iapun dihubungkan ke orang-orang, sementara Bijuudama sudah semakin mendekat.

 "Semuanya, dengarkan aku!!"

 Terlihat Shikamaru mendengar dengan seksama. Namun tiba-tiba, raut wajahnya berubah. Perlahan, dari sigap menjadi raut kehilangan. Sepertinya, bijuudama sudah menghancurkan tempat itu tepat sebelum Shikaku memberitahukan rencananya.

 Ino menangis. Tentu saa, bagaimanapun ayahnya juga ada di tempat itu.

 "Akhirnya, kita berhasil memusnahkan mereka." ucap Madara, "Dengan ini, kita telah menghancurkan otak di balik aliansi shinobi. Yah, itulah dasar dalam perang kan ..."
Sebelumnya : Naruto Chapter 620

 Flashback yang menceritakan pertarungan mereka dimulai, Hashirama dan Madara. Mereka bertarung, saling serang dengan jutsu andalan masing-masing. Serangan-serangan tersebut bahkan sampai menciptakan ledakan besar yang terlihat dari langit.


 Dari ledakkan itu, tampak dua sosok raksasa yang mengerikan. Hashirama berdiri di atas sesosok mahluk yang terbuat dari elemen kayu, hal yang membuat Madara cukup kaget dan berkata, "Ingin menggunakan Mokuton - Gobi no Jutsu untuk melawan Bijuu?"

 Madara sendiri duduk di atas sosok yang lebih mengejutkan. Tak hanya sekedar Kyuubi, melainkan Kyuubi yang tubuhnya sudah dilapisi jubah perang. Ya, Madara melapisi Kyuubi dengan Susanoo.


 "Apa!? Dia membuat Bijuu menggunakan Susanoo layaknya armor? Madara sialan, ternyata kau pintar juga." pikir Hashirama, yang malah tampak semakin menikmati pertarungan.
 Naruto Chapter 621 - Hashirama dan Madara
 Teks Version by www.Beelzeta.com

 Kyuubi memegang pedang Susanoo Madara, dan menggunakannya untuk menebas Hashirama. Namun, "Aku bisa memprediksi bagaimana kau akan menggunakan pedang itu!!" ucap Hashirama dan kemudian menahannya dengan Mokuton, "Mokuton - Hotei no Jutsu!!" Kedua tangan raksasa kayu Hashirama menahan serangan itu.

 Tak hanya sampai sana, jutsu Hashirama terus berlanjut. Di sekitar Kyuubi, muncul tangan-tangan raksasa elemen kayu yang siap untuk menyergapnya. Namun, Madara mampu mengantisipasinya. Kyuubi mengayunkan pedangnya, menciptakan tebasan tiga ratus enam puluh derajat yang membuat tangan-tangan itu putus. Dan bahkan, gunung-gunung di sekitar mereka juga ikut terbelah.



 Hashirama meloncat dari monsternya, kemudian berusaha untuk menjauh sejauh mungkin. "Kalau begini terus, bisa-bisa tempat ini akan benar-benar hancur. Kami harus mendekat ke laut." pikir Hashirama sambil meloncat di puing-puing yang berjatuhan.

 "Aku tak akan membiarkanmu meloloskan diri!!" teriak Madara, masih terus mengejar dengan Kyuubi berjubah Susanoo itu. "Apa kau hanya bisa berlari, hah!!?" Madara bersiap untuk menembakkan bijuudama dari Kyuubi. Dan tak hanya sebatas itu, bola hitam tersebut juga ditusuki dengan pedang chakra yang Kyuubi bawa. Jadi setelah ditembakkan, serangan itu membentuk putaran mirip shuriken berkekuatan super. "Kau tak akan bisa menghindarinya lagi, apa yang akan kau lakukan, hah!!?" ucap Madara.


 Hashirama tak tampak ketakutan. Ia berhenti, membalikkan badan dan kemudian menggigit jempolnya, lalu menciptakan segel. "Kuchiyose ... Gojuu Rashoumon!!!!" Hashirama memunculkan gerbang pertahanan berlapis, mirip seperti yang Orochimaru gunakan saat menahan bijuudama Naruto hanya saja lebih besar.


 "Dengan ini ..."

 "Dia merubah lintasan tembaknya!?" pikir kaget Madara. Meski tak mampu menahan sepenuhnya, setidaknya pertahanan tersebut mampu membelokkan tembakan Madara. Sehingga, bijuudama dengan pedang tadi melesat menuju laut. Namun ... Tembakkan itu terus melesat hingga sampai di pulau berikutnya dan meledak di sana.

 "Serangannya mencapai sisi pantai yang lain!?" ucap kaget Hashirama. "Hashirama, sudah lama semenjak pertarungan terakhir kita. Aku yakin kau pasti menyadari betapa banyak aku berkembang." ucap Madara.


 "Hah, apa kau ingin menghancurkan semua yang sudah kita lakukan sejauh ini!? Semua usaha kita!!?" ucap Hashirama, sambil tetap dengan kuda-kuda siap bertarung. "Pertarungan kita tak akan menghasilkan apapun, ini hanya akan membawa luka bagi desa dan shinobi!! Ini adalah penghinaan bagi saudara dan rekan kita!!"

 "Berani-beraninya kau ..." Madara malah semakin marah ketika mendengar itu.

 "Aku tak ingin membunuhmu!!" ucap Hashirama. "Apa kau merasa kalau kau bisa membunuhku jika kau mau!?" ucap Madara. "Tidak!" Sahut Hashirama, "Aku hanya berpikir kalau kita adalah teman." lanjutnya.


 "Aku sudah berada di atas!!!" teriak Madara, yang diikuti dengan raungan kyuubi berjubah Susanoo. Posisi Madara saat ini benar-benar seolah tak terkalahkan. Namun, Hashirama tetap tak mau kalah, dan kemudian mengeluarkan salah satu jutsu terkuatnya. "Tak ada jalan lain lagi. Senpou ... Mokuton, Shinsuusenju!!!!"

 Tanda khusus keluar dan melapisi wajah Hashirama, sama seperti saat Tsunade berada di mode terkuatnya. Kemudian, muncul sosok dewa, mirip budha raksasa dengan ribuan tangan di belakangnya. Monster tersebut begitu besar, ukurannya bahkan beberapa kali lebih besar dari Kyuubi.


 "Aku datang, Madara!!!" Hashirama melesat maju. "Keluarkan serangan terbaikmu, Hashirama!!" Madara masih begitu percaya diri kalau ia bisa menang. Pertarungan terus berlanjut. Dan tiba-tiba, scene berpindah, menuju Flasback yang bahkan lebih jauh lagi ...
 ----- Flashback -----

 "Ukhh!!" seorang anak melempar batu di sungai. Namun, lemparannya tak pernah bisa sampai menyentuh sisi sungai yang satunya. "Huh, selanjutnya aku pasti bisa mengirimnya sampai ke sisi lainnya." ucap anak itu, yang tak lain adalah Madara kecil.


 Ia kembali mencobanya, namun lagi-lagi tidak berhasil.

 "Harusnya kau melemparnya sedikit lebih tinggi." ucap seorang anak laki-laki yang tiba-tiba saja datang. "Itulah bagaimana caranya." ucap anak itu. Sejenak Madara terdiam, melihat ke arah anak itu, dan kemudian berkata, "Aku tahu itu. Kalau aku benar-benar mau, aku pasti bisa." ucap Madara. "Ngomong-ngomong, kamu siapa?" Madara bahkan tidak tahu siapa dia.

 Kemudian, anak kecil itu memperkenalkan diri. "Hmm, sekarang, bisa dibilang aku adalah saingan melempar batumu. Yah, lemparanku sudah mencapai sisi satunya sih." ucap anak itu, yang tak lain adalah Hashirama kecil. Pertemuan dan takdir, itulah pertama kali Hashirama bertemu Madara.
Madara kecil terlihat kesal karena Hashirma tak kunjung memberitahu namanya. "Kutanya, kamu siapa!?" bentak anak itu. Hashirmapun menjawab, "Namaku Hashirama. Tapi, aku tak bisa menyebutkan nama lengkapku."

 Sejenak Madara sempat terdiam, bingung, tapi kemudian ia tak terlalu mempedulikannya. Bocah itu kemudian kembali mengambil batu, dan memasang aba-aba untuk melemparnya ke sungai. "Hashirama, kan, lihat, kali ini aku pasti berhasil!"

 Madara kecilpun melemparnya. Melihat gerakkan anak itu, Hashirama kecil berpikir, "Caranya melempar itu batu, dia pasti pintar dalam melempar shuriken."

 Namun tetap saja, pada akhirnya lemparan Madara gagal menpai sisi lain dari sungai itu.

 Naruto Chapter 622 - Menuju Sisi Lain
 Teks Version by www.Beelzeta.com

 "Sial!!" teriak Madara kecil. Ia berbalik ke arah Hashirama dan kemudian membentaknya, "Kau berdiri di belakangku sengaja untuk mengacaukan konsentrasiku, kan!? Aku sangat sensitif, aku bahkan tak bisa kencing jika ada yang berdiri di belakangku."

 "Maaf ..." ucap Hashirama, ia berjongkok dan tampak benar-benar menyesal. "Eeh? Kau tak perlu sedepresi itu. Ma-maaf ya, tadi itu aku hanya membuat alasan." ucap Madara.

 "Aku ... tidak tahu ... aku tak tahu kalau kau punya gejala aneh seperti itu." ucap Hashirama. "Kau itu orang baik atau buruk, sih!!?" bentak Madara. "Hahaha!" Hashirama bangun dan ekspresinya mendadak berubah ceria, "Tapi kau tahu kan kalau aku lebih hebat darimu dalam melempar batu?"

 "Lain kali kau yang akan kulempar!!!" bentak Madara. "Maaf." lagi-lagi Hashirama memasang wajah depresi. "Aku tak bermaksud untuk membuatmu marah. Kalau kau memang mau melemparku, aku sudah siap, lakukan saja."

 "Hei hei, apa kau sadar kalau kau itu mengganggu, hah?"

 "Tapi ..." ucap Hashirama kecil, "Aku harap kau bisa melemparku sampai sisi lain sungai." lanjutnya dengan nada mengejek. "Dasar mengganggu, pergi sana!!!!" usir Madara. "Baiklah kalau begitu." ucap Hashirama. "Ti-tidak, tunggu!!!" Madara kecil hanya bercanda. "Kau menyuruhku pergi atau tetap di sini, sih? Bisa kau mengatakannya dengan lebih jelas?"

 "Eh?" Mereka berdua tiba-tiba dikagetkan dengan sesosok mayat yang mengapung di sungai. Mayat seorang shinobi.

 "Apa itu?" Tanya Madara, sementara Hashirama kecil langsung ke sungai dan menghampirinya. Hashirama kecil mampu berjalan di atas air. Kemudian Madara sadar, "Apa kamu ... seorang shinobi?"

 "Sepertinya perang akan sampai kemari. Pulanglah." ucap Hashirama. Ia melihat ke arah mayat itu, dan kemudian ke arah lambang ninjanya. "Ini ... lambang dari klan Hagoromo." pikir Hashirama. Saat itu, masih belum ada desa. Hanya kumpulan dari klan-klan.

 "Aku harus pergi. Sampai jumpa ..." Hashirama meloncat dan pergi ke sisi lain sungai. Tapi sebelum itu, dari tempatnya Madara kecil memperkenalkan diri. "Namaku Madara. Tidak memberitahukan nama lengkap pada orang asing, itu salah satu aturan shinobi, kan?"

 "Seperti dugaanku, ternyata kau shinobi juga." ucap Hashirama. Mereka telah berada di sisi sungai yang berlainan. Mereka memiliki sifat yang berbeda. Tapi waktu itu, Hashirma dapat merasakan kalau entah kenapa mereka seolah dekat. Hashirama juga merasa kalau ia mampu mengerti kenapa Madara datang ke sungai itu.

 Hashirama pergi, dan kemudian sampai di suatu tempat pemakaman. Banyak shinobi dari klan Senju mati saat itu, dan merekapun dikuburkan. "Kawarama ..." ucap sedih Hashirama. Karena Kawarama, salah seorang temannya juga tewas.

 "Hiks." salah seorang teman Hashirama menangis. Tampak tiga orang anak, Hashirama, adiknya, dan anak yang menangis itu. Mereka bersama dengan seorang shinobi dewasa, semacam pembimbing mereka.

 "Shinobi tak seharusnya merengek seperti itu." ucap shinobi itu. "Mereka memang lahir untuk mati dalam pertempuran. Harusnya kalian bersyukur mayatnya masih bisa dikubur secara utuh. Kali ini, musuh kita bukan hanya klan Hagoromo, tapi juga klan Uchiha. Mereka benar-benar kejam!"

 "Kawarama masih tujuh tahun!!" ucap Hashirama, sedikit membentak. "Berapa lama perang ini akan terus berlanjut!!?" bentaknya lagi. Tapi shinobi dewasa itu hanya menjawab, "Sampai semua musuh kita habis. Perjalanan menuju dunia yang tanpa perang tidaklah mudah."

 "Dan demi itu kau juga mengorbankan anak-anak?"

 "!!!" lelaki itu tersinggung mendengar perkataan Hashirama, dan kemudian memukulnya.

 "Aku tak akan membiarkanmu menghina Kawarama!! Dia adalah seorang shinobi hebat yang mati dalam pertarungan, dia bukan anak-anak!!!" bentak lelaki itu.

 "Apa kau baik-baik saja, kak Hashirama?" tanya anak tadi. Kakak? Apa jangan-jangan tiga anak tadi bersaudara semua? Apa saudara Hashirama bukan hanya Tobirama? "Kau tahu kan, apa yang akan terjadi kalau berani melawan ayah." ucap Tobirama.

 "Itama ... Tobirama ... Aku tak mau kalian juga mati dalam rasa sakit." pikir Hashirama. Kemudian, ia kembali membentak ayahnya, "Bagaimana bisa kau mengatakan kalau Senju adalah klan yang penuh dengan cinta!? Shinobi hebat apanya!? Bagiku itu hanya kelompok orang dewasa yang membawa anak-anak menuju kematian mereka! kita juga melakukan hal yang sama dengan klan Uchiha!!"

 "Itu adalah respek bagi musuhmu." ucap lelaki tadi, yang ternyata ayah Hashirma. "Meskipun seorang bayi, selama ia memiliki senjata, ia adalah musuh. Dan merubah anak-anak menjadi shinobi yang hebat, itu berarti kau mencintainya."

 "Apa kita harus mati untuk menjadi shinobi yang hebat!!?" bentak Hashirama lagi, ia benar-benar masih belum puas. "Yang bisa dilakukan hanya membunuh atau dibunuh, bahkan tanpa tahu bagaimana mulainya. Kau bahkan tak boleh mengatakan nama lengkapmu karena itu berbahaya, Dunia Shinobi ini benar-benar keliru!!!"

 "!!!!" Ayahnya kembali marah, "Orang-orang sepertimulah yang disebut anak-anak!!!" ia kembali bersiap untuk memukul anaknya. Namun, Tobirama menghalanginya. "Ayah, hari ini kakak hanya sedang depresi. Tolong maafkan dia." ucapnya.

 Akhirnya, ayah mereka membatalkan niatnya.

 Setelahnya, mereka bertiga, tiga anak itu pergi ke suatu tempat dan berbincang-bincang. "Orang dewasa memang bodoh." ucap Tobirama. "Kalau mereka ingin berhenti bertarung, harusnya mereka membuat suatu kesepakatan dengan musuh."

 "Tapi, bagaimana dengan keluarga kita yang sudah dibunuh? Bagaimana dengan perasaan rekan-rekanmu?" ucap Itama. "Pemikiran seperti itulah yang akan membuatmu mati juga." ucap Tobirama. "Kau dan orang-orang dewasa terlalu marah karena hal itu. Mulai dari sekarang, Shinobi harusnya merefresh perasaan mereka. Menciptakan peraturan, serta menghindari pertarungan yang tidak perlu."

 "Hah, aku penasaran apakah hal seperti itu mungkin terjadi." ucap Hashirama. "Untuk membuat kesepakatan yang nyata, sebuah aliansi ..."

 "Kesepakatan yang nyata?"

 Pada masa perang, rata-rata harapan hidup seorang shinobi dan masyarakat biasa adalah sekitar tiga puluh tahun. Yang membuatnya rendah adalah, banyaknya anak kecil yang mati ...

 "Itama!!!!" teriak khawatir orang-orang senju. Mereka terlambat. Saat tiba, anak kecil bernama Itama itu sudah tewas terbunuh oleh genjutsu klan Uchiha.

 Hari-hari berlalu, Hashirama kecil duduk menyendiri di pinggir sungai. "Hei, sudah lama ya." ucap Madara yang tiba-tiba saja menghampirinya. Ia kemudian bertanya, "Hashirama, kenapa kali ini kau tampak begitu depresi? Apa sesuatu telah terjadi?"

 "Aku ... aku, tak ada apa-apa." ucap Hashirma. Tapi, Madara tahu kalau ia berbohong. "Kau berbohong, ayolah, kau bisa menceritakannya padaku." ucapnya. "Bukan apa-apa ..." ucap Hashirama lagi.

 "Tak apa, katakan saja."

 "Tidak, sungguh, bukan apa-apa."

 "Kau terlalu berlebihan, aku akan mendengarnya."

 "Tapi sungguh, tak ada apa-apa. Tak ada ... apa-apa, hiks ..." Hashirama menangis.

 "Pasti ada apa-apa kan!? Katakan!!" bentak Madara.

 "Itu ... adikku mati." ucap Hashirama. Ternyata memang benar, anak tadi memang saudaranya. Tapi sayang, ia telah meninggal. Madara terdiam, sementara Hashirama melanjutkan ceritanya. "Alasan kenapa aku datang kemari adalah karena itu. Dengan melihat ke arah sungai, aku merasa seolah perasaan sedih ini terbawa oleh sungai. Namamu Madara, kan? Kupikir kau juga seperti itu."

 Madara kecil masih terdiam.

 "Apa kau ... punya saudara?" tanya Hashirma. Kemudian Madara mengambil sebuah batu, dan mulai bercerita. "Aku punya empat saudara laki-laki. Yah, aku 'memiliki' mereka."

 "Hm?"

 "Kita adalah shinobi. Kita mungkin mati kapan saja. Satu-satunya cara untuk tidak mati adalah dengan menujukkan apa yang sebenarnya kau pikirkan pada musuhmu, tanpa menyembunyikan apapun, dan berteman dengan mereka. Tapi, sepertinya itu mustahil. Karena ... tak mungkin untuk melihat apa yang sebenarnya orang pikirkan, dan bagaimana perasaan terdalam mereka."

 Madara kecil melempar batu yang dipegangnya.

 "Apakah memang mustahil ... Untuk saling menunjukkan pemikiran asli kita?"

 "Aku tak tahu." ucap Madara, "Tapi aku selalu datang kemari dengan harapan, kalau itu bukanlah hal yang mustahil." lemparan Madara akhirnya sampai di sisi lain sungai. "Saat ini, kurasa ada satu. Setidaknya bukan hanya kau, tapi aku juga sudah bisa mencapai sisi yang lainnya."

 Harapan Madara telah sampai di sisi yang lain. Dua anak dari klan yang bermusuhan, mereka berdua akan menjadi sosok penting dalam sejarah terciptanya dunia shinobi di masa depan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More